Pembuatan video porno ( mesum ) yang di perankan oleh siswi SMP dan mantan Siswa SMK Turen Kota malang berbuntut panjang setelah video mesum ini beredar luas di kalangan masyarakat. Mungkin sang pembuat video mesum tersebut tidak menyadari akibat dari perbuatanya akan seperti sekarang ini, di mana sebagaian besar media massa baik elektronik maupun media masa lainya memberitakakanya secara luas.
Bahkan SMK Turen mengakui VD (16), pria pemeran adegan mesum yang beredar luas di Kabupaten Malang adalah mantan siswanya. Dalam adegan berdurasi 19 menit 35 detik itu, VD tengah bercumbu dengan pelajar SMP berinisial P (13).
Kasek SMK Turen Winarko mengungkapkan, identitas VD diketahui setelah pihak sekolah mendapatkan laporan dari masyarakat adanya video porno yang diduga kuat dilakukan oleh siswanya.
"Kami tahu Tanggal 9 September lalu, setelah adanya laporan dari masyarakat," terangnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (19/9/2011).
Ia mengaku, wajah VD terekam jelas dan tak diragukan lagi identitasnya. Begitu juga dengan seragam yang dikenakan yang merupakan almamater dari lembaganya. "Itu seragam yang dikenakan VD biasa digunakan pada hari Jumat dan Sabtu," ujar dia.
Menurut Winarko, pihaknya tak dapat berbuat banyak atas beredarnya video itu, karena VD dalam posisi telah lulus tahun kemarin, hanya ia memberikan sebuah sanksi administratif untuk mengganjal VD dalam kepengurusan legalisir ijazah. "Mungkin kita bisa hambat soal legalisir, soal lainnya kami tak berwenang," terangnya.
VD sendiri diketahui pelajar berasal dari Desa Rembun, Kecamatan Dampit, lulus setelah mengambil jurusan teknik bangunan. Sedangkan P siswi kelas II di SMP satu lembaga dengan sekolah VD, diketahui sebagai murid pindahan dari SMPN Bululawang.
"Yang wanita siswa lain, meski satu yayasan. Kami tak berwenang," kata Winarko.
Pihak SMP Bhakti tempat P menimba ilmu belum dapat memberikan keterangan perihal
beredarnya video porno itu, muncul isu bahwa P telah dikeluarkan setelah rekamannya beredar luas dan diketahui pihak sekolah.
Winarko sendiri menyakini video itu diambil ketika para siswa menyudahi kegiatan lulusan di sekolah, melihat dari seragam yang dikenakan Vd. "Itu kemungkinan besar, terjadi saat lulusan," bebernya.
Pihaknya sangat menyayangkan adanya kejadian ini, sebagai langkah antisipasi sekolah melarang para siswa membawa telepon seluler. "Kami larang siswa bawa HP, dan tiap hari kita razia agar tak kecolongan," tegasnya.
Bahkan SMK Turen mengakui VD (16), pria pemeran adegan mesum yang beredar luas di Kabupaten Malang adalah mantan siswanya. Dalam adegan berdurasi 19 menit 35 detik itu, VD tengah bercumbu dengan pelajar SMP berinisial P (13).
Kasek SMK Turen Winarko mengungkapkan, identitas VD diketahui setelah pihak sekolah mendapatkan laporan dari masyarakat adanya video porno yang diduga kuat dilakukan oleh siswanya.
"Kami tahu Tanggal 9 September lalu, setelah adanya laporan dari masyarakat," terangnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (19/9/2011).
Ia mengaku, wajah VD terekam jelas dan tak diragukan lagi identitasnya. Begitu juga dengan seragam yang dikenakan yang merupakan almamater dari lembaganya. "Itu seragam yang dikenakan VD biasa digunakan pada hari Jumat dan Sabtu," ujar dia.
Menurut Winarko, pihaknya tak dapat berbuat banyak atas beredarnya video itu, karena VD dalam posisi telah lulus tahun kemarin, hanya ia memberikan sebuah sanksi administratif untuk mengganjal VD dalam kepengurusan legalisir ijazah. "Mungkin kita bisa hambat soal legalisir, soal lainnya kami tak berwenang," terangnya.
VD sendiri diketahui pelajar berasal dari Desa Rembun, Kecamatan Dampit, lulus setelah mengambil jurusan teknik bangunan. Sedangkan P siswi kelas II di SMP satu lembaga dengan sekolah VD, diketahui sebagai murid pindahan dari SMPN Bululawang.
"Yang wanita siswa lain, meski satu yayasan. Kami tak berwenang," kata Winarko.
Pihak SMP Bhakti tempat P menimba ilmu belum dapat memberikan keterangan perihal
beredarnya video porno itu, muncul isu bahwa P telah dikeluarkan setelah rekamannya beredar luas dan diketahui pihak sekolah.
Winarko sendiri menyakini video itu diambil ketika para siswa menyudahi kegiatan lulusan di sekolah, melihat dari seragam yang dikenakan Vd. "Itu kemungkinan besar, terjadi saat lulusan," bebernya.
Pihaknya sangat menyayangkan adanya kejadian ini, sebagai langkah antisipasi sekolah melarang para siswa membawa telepon seluler. "Kami larang siswa bawa HP, dan tiap hari kita razia agar tak kecolongan," tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar